Segmentation
(View Market Universally)
Bagi
BMT Barokah, yang pertama kali harus dilakukan dalam mengeksplorasi
pasar yang kerap berubah adalah melakukan segmentasi sebagai mapping
strategy
(memetakan pasar dalam beberapa segmen).
Segmentasi
adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul di pasar, dan melihat pasar berdasarkan variabel-variabel yang
berkembang di tengah masyarakat.
Segmentasi
pasar produk-produk lembaga keuangan BMT Barokah berdasarkan static
attribut
adalah masyarakat atau para pengusaha sektor riil dan mikro yang
membutuhkan pembiayaan dalam skala kecil untuk membiayai aneka
usahanya dan membantu masyarakat dengan memberikan pelayanan
menghimpun dana dari mereka yang memiliki dana lebih dan tidak
memiliki usaha-usaha yang produktif
dan profitable.
Sedangkan
segmentasi pasar produk-produk lembaga keuangan berdasarkan perilaku
(behavior)
terbagi dalam tiga segmen, yaitu: spritual market, emotional market,
dan rational market. Menurut Karim Business Consulting setelah
melakukan riset ditemukan bahwa potensi pasar masing-masing segmen
adalah: 10 triliun rupiah untuk spritual
market,
720 triliun rupiah untuk
emotional market,
dan 240 triliun rupiah untuk rational
market.
(syariah marketing, hal 167)
Berdasarkan
riset tersebut terlihat bahwa pasar yang terbesar adalah segmen
emotional
market
yang berarti bahwa segmen tersebut merupakan segmen yang paling
potensial bagi lembaga financial bank
atau non
bank syariah.
Pendekatan universal terhadap segmen
emotional market sangatlah
diperlukan. Sebab, ketika pendekatan yang dilakukan hanya terbatas
untuk spritual
market,
maka prinsip-prinsip ekonomi syariah tidak bisa berkembang dengan
baik. Apalagi jika hanya mengedepankan untuk kalangan muslim. Kendala
yang akan terjadi adalah adanya gap
antara pasar rasional,
emosional, dan spritual.
Gap ini terjadi karena masyarakat pasar rasional cenderung bersikap
resisten terhadap pasar spritual dan menganggap produk-produk syariah
hanya khusus untuk golongan muslim yang sharia
loyalist.
Targeting
(Target
Customer`s Heart and soul)
Setelah
membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen, selanjutnya
yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan dibidik.
Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan
secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Denfan
menentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah.
Menurut
Warren Keegan dalam bukunya, Global
Marketing Management,
kreteria untuk menentukan target market adalah market
size
dengan potential
growth-nya, potential competition,
dan compatibility
dengan
feasibility.
Ada
tiga kriteria yang dimiliki dan harus dipenuhi oleh BMT Barokah pada
saat mengevaluasi dan menentukan target pasar yang akan dibidik dalam
segmennya
Pertama,
memastikan bahwaa segmen pasar yang dipilih itu cukup besar dan akan
cukup menguntungkan (market
size)
bagi BMT Barokah. Atau, dapat pula memilih segmen yang pada saat ini
masih kecil, tetapi menarik dan menguntungkan di masa mendatang
(market
growth).
Kedua,
strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan daya saing BMT
Barokah (competitive
advantages).
Keunggulan daya saing merupakan cara untuk mengukur apakah BMT
Barokah memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi
segmen pasar yang dipilih.
Ketiga,
melihat situasi persaingan (competitive
situation) yang
terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan, BMT Barokah perlu
mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien
sehingga targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang ada
di pasar.
Di
tengah situasi persaingan yang semakin ketat ini, perusahaan tidak
bisa lagi sekadar membidik rasio atau benak konsumen. Jika hanya
membidik benak konsumen ini, niscaya konsumen tidak bisa membedakan
keunggulan masing-masing produk karena sudah terlalu banyak dan
memang relatif tidak berbeda satu sama lain dari sisi fungsionalnya.
Misalkan saja perangkat telepon seluler. Sudah belasan merek yang
tersedia di pasar, dan secara fungsional sebenarnya relatif tidak ada
perbedaan signifikan antara satu merek dengan yang lainnya.
Karena
itu, bagi BMT Barokah, harus bisa membidik hati
dan jiwa
dari para nasabah dan para calon nasabah. Dengan begini, nasabah akan
lebih terikat kepada produk atau lembaga BMT Barokah serta relasi
yang terjalin bisa bertahan lebih lama (long-term).
Positioning
(Build
A Bilief System)
Selanjutnya,
strategi yang harus dirumuskan adalah bagaimana membuat positioning
yang tepat bagi produk-produk syariah BMT Barokah. Positioning adalah
strategi untuk merebut posisi di benak nasabah, sehingga strategi ini
menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, kredibilitas, keyakinan,
dan kompetensi bagi nasabah.
Menurut
Philip Kotler, positioning adalah aktivitas mendesain citra dari apa
yang ditawarkan perusahaan sehingga mempunyai arti dan memosisikan
diri di benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram Wind, seorang profesor
strategi pemasaran, positioning adalah bagaimana mendefinisikan
identitas dan kepribadian perusahaan di benak pelanggan.
Bagi
BMT Barokah, membangun positioning yang kuat dan positif sangatlah
penting. Citra syariah yang dengan sendirinya akan terbentuk harus
bisa dipertahankan dengan menawarkan value-value
yang
sesuai dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip
syariah merupakan hal generik yang wajib dan harus dijalankan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh BMT Barokah. Sehingga,
dalam menentukan positioningnya, BMT Barokah bisa menampilkan
keunggulan komparatif dan kompetitif dengan berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah.
Bagi
BMT Barokah, membangun positioning berarti membangun kepercayaan dari
nasabah, sedangkan membangun kepercayaan dari nasabah berarti
menunjukkan komitmen bahwa BMT Barokah menawarkan sesuatu yang lebih
jika dibandingkan dengan lembaga
financial non-syariah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar